Travel Blogger Medan: Kampung Vietnam Batam, Dari Tragedi Berdarah Hingga Tempat Wisata

Patung Dewi Guang Shi Pu Sha Kampung Vietnam Batam


Waktu itu, aku sedang liputan sebuah komunitas mobil dan motor di depan lapangan Welcome to Batam. Namun hampir selesai karena tinggal ambil gambar penyerahan piagam saja. Jadi, untuk membuang waktu, aku sengaja kirim pesan buat janji ke Ari melalui whatsapp dan berencana mengajaknya liburan di daerah Barelang (Batam, Rempang, dan Galang) tapi tidak tahu tujuan pastinya.

"Dimana?," tanya ku pada Ari melalui pesan whatsapp.

Ari yang berada di Asrama Haji kota Batam, langsung membalas pesan whatsappku. Lalu dia bertanya tujuan kami. Aku pun bingung karena tidak punya rencana liburan. Mungkin kalau tidak di pantai, ya tempat wisata bersejarah di Barelang.


Ari Di Depan Patung Dewi Guang Shi Pu Sha


"Camp Vietnam," jawabku spontan.

Kemudian Ari menanyakan tentang Camp Vietnam tersebut. Dia yang memang bukan orang Batam, belum terlalu paham tempat wisata di kota Batam. Setelah setuju, kami mengatur waktu karena Ari belum mandi. Maklum saja, hari libur dan masih pagi.

Beberapa menit kemudian, aku mengabarkan Ari kalau sudah di depan Asrama Haji kota Batam. Ari langung keluar menggunakan baju kemeja berwarna merah dan celana panjang berwarna cokelat. Lalu kami menuju Camp Vietnam menggunakan sepeda motor. Jarak antara Camp Vietnam dari Batam Centre, kota Batam sekitar 50 kilometer.

Setelah tiba di Camp Vietnam, kami membayar uang retribusi ke Ditpam (petugas keamanan dari BP Batam). Biayanya Rp 5 ribu per orang, Rp 5 ribu untuk sepeda motor, dan Rp 20 ribu untuk mobil. Memang saat ini, Camp Vietnam dikelola oleh BP Batam.


Kuil Quan Nam Tu Kampung Vietnam Batam


----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tentang Kampung Vietnam (Camp Vietnam)

Kampung Vietnam merupakan bekas lokasi penampungan ribuan pengungsi asal Vietnam selama 19 tahun (1979-1995). Letaknya di Desa Sijantung, Pulau Galang, Batam, Kepulauan Riau. Kampung Vietnam memiliki luas sekitar 80 hektar.


Adanya pergolakan politik di Vietnam pada tahun 1970-an menyebabkan perang saudara antar kelompok masyarakat di sana. Ribuan masyarakat Vietnam mencari suaka guna hidup damai. Mereka langsung meninggalkan negaranya.

Dengan menggunakan kapal kayu, masyarakat Vietnam mencari suaka ke sejumlah negara, termasuk Indonesia. Mereka mengarungi Laut Tiongkok Selatan hingga tiba di Pulau Natuna. Saat itu tercatat 75 orang (22 mei 1975) dan membuat dunia geger akibat pemberitaan di Indonesia. Bahkan presiden Soeharto langsung memerintahkan untuk memberi bantuan kemanusiaan.


Ari Di Kampung Vietnam Batam


Kuil Quan Nam Tu Kampung Vietnam Batam


Kasus tersebut ternyata diikuti oleh ribuan pengungsi asal Vietnam lainnya ke Pulau Natuna. Lalu presiden Soeharto menyarankan agar para pengungsi dipindahkan ke daerah yang tertutup dari warga lokal. Dan tidak boleh berinteraksi karena banyak di antara mereka menderita penyakit kelamin yang disebut dengan Vietnam Rose yang mereka bawa dari Vietnam semasa perang.

Setelah berunding dengan United Nation High Commission for Refugees (UNHCR), akhirnya para pengungsi asal Vietnam dipindahkan ke Desa Cijantung, Pulau Galang, Batam, Kepulauan Riau pada tahun 1979. Jumlah para pengungsi tercatat mencapai 250 ribu jiwa. Namun secara perlahan dipulangkan ke Vietnam saat situasi sudah kondusif dari perang. Ada juga yang dipindahkan ke negara-negara yang menjadi tujuan suaka politik PBB seperti Australia dan Amerika.

Peninggalan Kampung Vietnam (Camp Vietnam)

Di kampung Vietnam terdapat 563 makam, rumah ibadah, dan bangunan lainnya. Ada juga bangunan Humanity Statue, yakni monumen kemanusiaan berupa patung perempuan tak berdaya. Konon monumen tersebut untuk mengenang tragedi yang menimpa seorang perempuan bernama Tinh Han Loai. Ia bunuh diri akibat malu diperkosa sejumlah pria sesama pengungsi.


Humanity Statue Kampung Vietnam Batam


Ari Di Depan Monumen Perahu Kampung Vietnam Batam


Di area ini juga ada dua perahu sebagai monumen perjuangan para pengungsi asal Vietnam dalam mengarungi lautan hingga sampai di Indonesia. Perahu tersebut oleh pemerintah Indonesia berhasil ditarik ke daratan untuk diperbaiki dan dijadikan sebuah monumen untuk mengenang perjuangan dan penderitaan para pengungsi Vietnam selama mereka mengungsi.

Sementara Kuil Quan Nam Tu yang letaknya di atas bukit masih dilestarikan. Kuil tersebut dibangun pada tahun 1979 oleh Maha Guru Sek Chong Sen yang berasal dari Tanjung Pinang dan dibantu oleh beberapa biksu-biksu dari Vietnam. Di bagian depan bangunan ini terdapat patung Dewi Guang Shi Pu Sha yang konon dapat mempermudah jodoh dan keharmonisan berumah tangga jika melepar koin ke mulut naga.

Cara Menuju Kampung Vietnam (Camp Vietnam)


Gereja Tua Di Kampung Vietnam Batam


Untuk menikmati objek wisata sejarah kampung Vietnam, yang perlu dilakukan adalah mengarahkan kendaraan menuju Jembatan Barelang. Tepatnya tidak jauh dari Jembatan 4 Barelang. Dari pusat kota Batam, perjalanan dapat ditempuh sekitar 50 km. Lama perjalanan sekitar satu jam. Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk mengunjungi kampung Vietnam ini, yaitu menggunakan kendaraan pribadi atau menggunakan ojek.

Tips Mengunjungi Kampung Vietnam (Camp Vietnam)

Ada beberapa tips menarik yang perlu diperhatikan ketika mengunjungi kampung Vietnam:

Ada baiknya mengunjungi kawasan ini pada pagi hingga sore hari karena suasana kampung di sore hari terbilang suram.

Bawa bekal makanan ketika mengunjungi kampung Vietnam karena di lokasi ini tidak ada yang menjual makanan atau minuman.

Apabila berasal dari luar kota dan ingin menginap, sebaiknya cari penginapan di pusat kota karena di kawasan kampung Vietnam tidak ada hotel atau penginapan.

Gereja Di Kampung Vietnam Batam



----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Siang itu yang cerah, tiba-tiba langsung hujan. Aku dan Ari pun mencari tempat berteduh. Namun tak ada tempat untuk menghindar dari air hujan. Lalu kami memutuskan untuk mencari destinasi wisata lainnya di daerah Barelang sambil hujan-hujanan.

"Kemana lagi mas?," kata Ari.

Karena kampung Vietnam berada tidak jauh dari Pantai Viovio, kami pun langsung menuju pantai tersebut. Saat di perjalanan menuju pantai Viovio, jalanan kering dan tidak jadi turun hujan. Mungkin hujan lokal. Kami hanya beberapa menit saja berwisata di Pantai Viovio. Pasalnya waktu sudah sore.


Patung Di Kampung Vietnam Batam


Monumen Di Kampung Vietnam Batam

Gereja Tua Di Kampung Vietnam Batam

Kampung Vietnam Batam

4 comments