Travel Blogger Medan: Perpaduan Istana Maimun Dan Kerajaan Haru Putri Hijau

Istana Maimun Yang Ada Di Kota Medan


"Alfie, I will probably go to the mosque and palace. Do you want to accompany me?," tanya seorang teman ku yang baru sampai di Medan dari negaranya, Prancis. Dia baru saja tiba pada hari kamis malam dan tinggal di Kama Hotel, sekitar Kesawan Square.

Malam itu kami memutuskan hanya dua lokasi wisata yang akan kami kunjungi di keesokan harinya, jumat. Kami janjian untuk ketemu sekitar pukul 09:00 wib di Kama Hotel. Dia meminta ku untuk membawa dua helm karena kami akan menggunakan sepeda motor. Pembicaraan melalui pesan whatsapp pun berakhir karena sudah sepakat tempat wisata yang harus dikunjungi.

Keesokan harinya, aku sampai di Kama Hotel sekitar pukul 9:45 wib. Aku telat karena kota Medan sangat identik dengan macet dan jalan yang rusak. Sampai di lobby, aku mengabarkan kalau sudah tiba. Kemudian dia pun turun dari kamarnya.

"Ok Alfie. We are going to Maimoon Palace and after that, visit the Big Mosque," pinta Sébastien.

Tanpa membuang waktu, kami pun langsung ke tempat wisata yang sangat terkenal di Medan itu. Karena Kama Hotel berada di pusat kota, jarak yang kami tempuh sekitar lima menit. Bagi yang suka jalan kaki, sebenarnya hanya sekitar 20 menit dari Kama Hotel atau Merdeka Walk Medan. Jadi, tidak banyak waktu yang terbuang begitu saja. Selain itu pada hari jumat, pengunjung diperbolehkan sampai pukul 12:00 wib karena mau sholat jumat.

"Tiga ribu bang," kata tukang parkir di Istana Maimun.

Kita akan dikenakan biaya parkir jika menggunakan kendaraan. Kemudian untuk biaya masuk ke Istana Maimun, dikenakan biaya Rp 5 ribu per pengunjung. Jadi, tidak terlalu mahal bagi mereka yang suka dengan sejarah. Itu terbukti dengan ramainya pengunjung yang datang ke Istana Maimun meski rata-rata anak sekolah.


Takhta Kesultanan Di Istana Maimun


Istana Maimun merupakan tempat wisata kebanggan masyarakat kota Medan. Bangunannya yang utuh saat ini, peninggalan dari Kerajaan Deli dengan kepemimpinan Sultan Ma'moen Al- Rasyid Perkasa Alam Shah yang bertakhta pada tahun 1879-1924 lalu. Bangunan Istana Maimun didesain oleh arsitektur Italia dengan luas bangunan sekitar 2.772 m2 dan 30 ruangan. Bangunan Istana Maimun sangat kokoh meski berumur sekitar 130 tahun karena dibangun pada masa Kesultanan Deli ke-9 tersebut sekitar tahun 1888.

Kebudayaan Melayu, Islam, dan Eropa bisa dikatakan mempengaruhi bangunan di Istana Maimun. Terbukti dengan adanya ornamen yang sangat kental pada atap, meja, jendela, atau pintu. Di Ruang tamu Istana Maimun, akan disambut dengan tahta kerjaan melayu. Konon digunakan sebagai penobatan Sultan Deli atau acara tradisional lainnya. Di area belakang ruangan, juga terdapat berbagai photo atau benda peninggalan kerajaan.


Sultan Ma'moen Al Rasyid Perkasa Alamsyah


"We go outside the palace?," ucap Sébastien.

Setelah puas dengan dalaman Istana Maimun, kami keluar untuk menyusuri area Istana. Jika kita menghadap ke jalan raya, terdapat bangunan untuk Meriam Puntung di sebalah kanan kita. Jaraknya sekitar sepuluh meter dari pintu Istana Maimun. Di bangunan itu terdapat dua orang ibu-ibu yang menjaga sambil berkisah. Nah, kita akan dikenakan biaya seikhlasnya aja untuk masuk ke bangunan Meriam Puntung.


Meriam Puntung Di Istana Maimun


Dalam bahasa Karo, Meriam Putung juga disebut Meriam Buntung. Konon benda itu merupakan penjelmaan dari adik dari Putri Hijau dari Kerajaan Haru sekitar tahun 1594 lalu. Pada masa itu, Putri Hijau diketahui sebagai putri yang sangat cantik. Karena kecantikannya, membuat Sultan Aceh tergoda untuk melamarnya.

Lamaran itu pun ditolak hingga timbul peperangan. Sultan Aceh memerintahkan Panglima Gocah Pahlawan untuk merobohkan Kerjaaan Haru. Tapi benteng kerajaan sangat kuat sehingga sulit dihancurkan. Dan niat Panglima Gocah Pahlawan tidak surut begitu saja.

Dia pun memerintahkan para prajuritnya untuk menembakkan koin emas sehingga pertahanan benteng Kerajaan Haru goyah. Akhirnya Panglima Gocah Pahlawan bisa masuk ke kerajaan dan menguasai benteng pertahanan. Satu-satunya pertahanan yang dimiliki Kerajaan Haru adalah saudara Putri Hijau,  yaitu Mambang Khayali atau Meriam Puntung. Namun karena Meriam Puntung ditembak terus menerus, akhirnya memerah dan panas hingga terbelah menjadi dua.

Itu sebabnya potongan dari belahan Meriam Puntung, berada di Istana Maimun dan juga terpental ke Kampung Sukanalu, Kecamatan Barus Jahe, Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara. Benda itu banyak dikunjungi para peziarah dengan menaburi bunga di atas Meriam dan juga ada air di baskom pada area Meriam Puntung.

Lalu kemanakah Putri Hijau? Nah ibu-ibu yang berada dalam bangunan Meriam Puntung itu mengatakan sebelum terbelah, Mambang Khayali atau Meriam Puntung memerintahkan si Putri untuk membawa Telur dan Bertih atau beras yang disangrai hingga kulitnya pecah. Nantinya telur dan bertih ditaburi ke sungai.

"Putri Hijau disuruh menaburi bertih dan telur," kata Ibu penjaga itu.

Pada saat dibawa oleh Sultan Aceh, Putri Hijau pun menjalankan perintah Mambang Khayali atau Meriam Puntung. Dia menaburi telur dan bertih hingga muncul Naga dari Sungai Deli. Ternyata naga tersebut merupakan jelmaan dari Mambang Yazid, saudara Putri Hijau. Kemudian naga tersebut membawa putri yang konon ke Selat Malaka dan berdiam di dasar lautan.

"Ok. Possible for us to visit Big Mosque?," tanya Sébastien.

Siang itu sekitar pukul 11:00 wib. Itu artinya masih ada waktu satu jam untuk mengunjungi Masjid Raya Al Mashun. Karena letaknya tidak jauh dari Istana Maimun, kami pun langsung mengunjungi Masjid Raya Al Mashun menggunakan sepeda motor juga. (kalau Masjid Raya Al Mashun, tunggu cerita berikutnya ya).

--------Rincian Pengeluaran--------

Biaya parkir sepeda motor: Rp 3 ribu,-
Biaya masuk Istana Maimun: Rp 5 ribu,-
Biaya untuk Meriam Puntung: Rp 3 ribu,-

Alamat: Jalan Brigjend Katamso No.66 A U R, Medan Maimun, Kota Medan, Sumatera Utara 20151.

Jadwal operasional:
Senin - Minggu (08:00-17:00 wib)
Jumat (08:00-12:00 wib lalu 14:00-17:00 wib)


Benda Peninggalan Kerajaan Deli Istana Maimun


Sébastien Duduk Di Kursi Istana Maimun





Ornamen Langit-Langit Istana Maimun

2 comments

  1. pernah juga sih di ceritakan seperti itu. tapi gak tahu cerita lengkapnya seperti apa.

    tahunya tmpatnya keren untuk photo photo.
    dah itu aja tahunyaaa

    ReplyDelete