Travel Blogger Medan: Kebun Teh Sidamanik, Pesona Alam Yang Unik Hingga Penghasil Teh Terbaik


Saya pernah iri dengan teman saat duduk di bangku sekolah menengah pertama. Pasalnya dia memiliki photo yang bagus di sebuah kebun teh. Namun saya tidak tahu lokasi kebun teh tersebut.

Seiring berjalannya waktu, ada tetangga yang baru mengunjungi kerabatnya di Pematang Siantar. Mereka bercerita ke bapak kalau kerabatnya sedang sakit. Dan saat Kembali, mereka mampir sejenak ke sebuah kebun teh di Pematang Siantar.

“Kami photo bentar di Kebun Teh Sidamanik,” ujarnya.

Rasa penasaran pun timbul. Saya mencari tahu tentang Kebun Teh Sidamanik melalui internet. Begitu saya menemukan informasi tentang Kebun Teh Sidamanik, ingatan saya timbul.

“Ini kan kebun teh yang pernah ditunjuki oleh Mawar,” batinku.

Alhamdulillah setelah 14 tahun berlalu, saya berhasil mengunjungi Kebun Teh Sidamanik. Itu pun setelah saya beranikan diri saat berada di Kabupaten Simalungun. Sehabis dari Air Terjun Basondur, saya ke Kebun Teh Sidamanik karena nginap di sekitar Pematang Siantar.

Saya melihat google maps sambil membawa sepeda motor. Maklum saja belum pernah ke Kebun Teh Sidamanik. Jarak dari kota Medan ke Kebun Teh Sidamanik sekitar 159 kilometer atau sekitar 3 jam. Namun karena saya dari Pematang Siantar, tak terlalu jauh.

Rute yang saya lewati adalah Stasiun Pematang Siantar. Kemudian menuju arah Jalan Sudirman. Lalu belok ke kiri menuju Jalan Kapten M. H Sitorus. Setelah itu ke Jalan Gereja. Lalui Jalan Gereja sekitar 5 km. Belok sedikit ke kanan, saya ambil Jalan Pematang Purba - Parapat. Setelah melalui jalanan sekitar 16 km, saya tiba di Kebun Teh Sidamanik.



Kebun Teh Sidamanik berada di Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun. Selama perjalanan, saya menilai kondisi alam di sana cukup asri dan sejuk. Pemandangan kanan dan kiri menuju Kebun Teh Sidamanik dihiasi dengan sawah yang indah.

Sebelum memasuki Kawasan Kebun Teh Sidamanik, ada gapura. Jaraknya sekitar 600 meter dari Kota Sidamanik. Gapura besar tersebut menyambut kedatangan saya sebagai pengunjung.

Kebun Teh Sidamanik merupakan kebun teh milik PTP Nusantara IV. Luasnya sekitar 8.373 ha. Letaknya di atas ketinggian 860 mdpl, sehingga Kebun Teh Sidamanik dinobatkan sebagai kebun teh terluas nomor dua di Indonesia. Namun di sini ada tiga kebun teh. Yakni Kebun Teh Bah Butong, Toba Sari, dan Kebun Teh Sidamanik.
“Bayar seikhlasnya bang,” kata petugas yang berada di dekat jalan masuk ke Kebun Teh Sidamanik.

Saya memberikan uang Rp 10 ribu kepada petugas. Dia mengatakan bahwa hanya boleh melihat Kebun Teh Sidamanik. Tak diijinkan ke Pemandian Bah Damanik karena ditutup selama Pandemik Covid-19.
Hamparan kebun teh yang luas menghijaukan seluruh pandangan. Udara di Kebun Teh Sidamanik terasa sangat sejuk. Berbeda jauh dengan udara di Kota Medan. Penuh dengan polusi dan panas. Kebun Teh Sidamanik sangat cocok dijadikan tempat refreshing atau menghilangkan penat.
Datanglah di pagi hari untuk merasakan indahnya Kebun Teh Sidamanik. Selain bisa merasakan udara segar, pengunjung bisa melihat petani memetik pucuk daun teh. Setelah itu, hasilnya ditimbang kemudian diolah untuk dijadikan teh yang berkualitas dan dikonsumsi.

Menariknya, pengunjung boleh membantu para petani tersebut memetik pucuk daun teh. Sambil bercengkrama dan bersendagurau dengan mereka dapat mencairkan suasana. Namun sayang saat saya ke Kebun Teh Sidamanik, para petani tidak ada meski saya datang pagi. Mungkin karena faktor Covid-19.


Hasil panen dari Kebun Teh Sidamanik diekspor ke luar negeri seperti negara di bagian Eropa Timur, Eropa Tengah, Singapura, Malaysia, dan di dalam negeri sendiri. Bagi pecinta teh, cobalah nikmati teh dari kebun yang konon menurut sejarah pernah dikelola oleh Pemerintahan Hindia Belanda. Yakin akan membuat ketagihan setelah mencobanya. Aromanya yang harum dan segar menambah nikmatnya teh tersebut.

Selain berphoto atau selfie di Kebun Teh Sidamanik, pengunjung bisa mencoba wahana All-Terrain Vehicle (ATV). Hanya membayar Rp 100 ribu, pengunjung dapat mengelilingi ATV selama dua jam. Bisa juga membayar Rp 50 ribu untuk setengah jam, dan Rp 20 ribu untuk sekali putar di setiap persimpangan Kebun Teh Sidamanik.



Indahnya hamparan Kebun Teh Sidamanik dapat dinikmati bersama keluarga. Menggelar tikar di pinggir kebun teh sembari menyantap makanan dan minuman. Terasa sangat asik.

Ada buah tangan yang bisa dibawa setelah berwisata di Kebun Teh Sidamanik, yakni daun teh dalam kemasan bungkusan. Pengunjung bisa menemukan penjual daun teh tersebut di sekitar lokasi atau pintu masuk Kebun Teh Sidamanik. Satu bungkus daun teh dijual sekitar Rp 10 ribu.

Daun teh yang dijual tersebut merupakan kualitas nomor tiga. Pasalnya kualitas nomor satu dijual ke Jepang dan kualitas nomor dua dikual ke Singapura serta negara lainnya.

Di Kawasan Sidamanik juga terdapat dua tempat wisata pemandian. Yakni Bah Sidamanik dan Bah Simatahuting. Kedua pemandian tersebut berjarak sekitar 100 meter dan dipisahkan oleh Kawasan hutan dan perbukitan. Namun saat itu, saya tidak beruntung mengunjungi kedua pemandian alam tersebut karena ditutup. Akhirnya saya memutuskan untuk Kembali ke Kota Medan.

Jadi, masih mau berdiam diri di rumah? Ayo nikmati indahnya alam Kabupaten Simalungun. Saya adalah contoh jika saya bisa (solo traveling), kalian juga pasti bisa.

10 comments

  1. Wah, kapan-kapan diajak ya Bang. Hehe.

    ReplyDelete
  2. Ini foto-fotonya aja udah pro banget. Bikin orang yang baca postingan ini auto ngilerrr pengen ke kebun teh Sidamanik juga.

    Pernah dulu, kami pergi melewati kebun teh Sidamanik untuk menyelesaikan urusan keluarga dengan ipar yang asli penduduk Sidamanik.
    Tapi karena fokus perjalanan adalah menyelesaikan urusan keluarga, kami tidak sempat singgah buat foto-foto.
    Huhuhu sedih juga belum punya memori wisata kesini

    ReplyDelete
  3. Masyaallah keren bangeett... serasa di kebun teh puncak, di Jawa Barat gitu ya... ALhamdulillah kita di Sumut punya juga tea garden Sidamanik, ajibbb foto2nya instagrammable nihh Bg Alfie...

    ReplyDelete
  4. duluuu tiap lebaran ke sini, dekat rumah nenek, pdhl gitu2 aja wkwkwk tp dulu blm ada ATC wkwkwk ada loh bang monumen perjuangan gitu dekat sana keliatan ke danau toba, lurus aja dari situ.

    ReplyDelete
  5. Dulu awak ke sana belum ada penjual teh kak Alfie .
    Is entah kenapa penduduk kita selalu merasakan teh kualitas nomer 3 ya. Semua hasil tani kayaknya begitu. Yang bagus dijual ke luar. Yang jelek dijual ke rakyat.. hihihi

    ReplyDelete
  6. Minggu lalu aku ksana bg. Sudah banyak sekali yg jualan dan sptnya perlu dibenahi, soalnya udah sembrawut. Oiya, teh local udah banyak di produksi, sempet beli teh hikaunya dan enak hehe

    ReplyDelete
  7. Vang Alfie, di sana ada villa villa tempat menginap? Macam di puncak gitu?
    Atau sekedar guest house kecil gitu.
    Keknya asik juga nginep ma keluarga or se blogsum nyambi liburan ke sono ya ndak?

    ReplyDelete
  8. Bang, itu foto-foto nya kok cantek-cantek kali. Jadi pengen kali awak kesana lagi la. awak dulu pernah kesitu cuma jalannya masih sempit dan gak gitu licin/mulus bang. sekaragn udah mulus gak ya.

    ReplyDelete
  9. Teringat dulu waktu main ke danau toba, pulang ke siantarnya lewat belakang. Dan ternyata melewati kebun teh sidamanik ini. JAdi sempat foto-foto juga di sana. Ah, jadi kangen sumatera utara.

    ReplyDelete