Ragam Wisata Alam Geopark dan Pangan Lokal di Natuna yang Bikin Bangga

Taman Batu Alif Natuna www.bocahudik.com

Natuna merupakan pulau terluar sebelah utara Indonesia di Selat Karimata. Bersebelahan langsung dengan Vietnam dan Kamboja. Cadangan minyak bumi Natuna diperkirakan mencapai 1.400.386.470 barel, sedangkan gas bumi 112.356.680.000 barel. Natuna memiliki ragam wisata alam geopark yang bikin bangga. Selain itu juga ada panganan lokal khas Natuna yang patut dibanggakan.

Ada 130 objek wisata mempesona di Natuna. Sebagian besar merupakan objek wisata bahari dan peninggalan sejarah. Karena kaya akan hasil dan keindahan alam, Cina sering klaim wilayah perairan Natuna merupakan miliknya. Hal ini membuat Presiden Joko Widodo turun beberapa kali ke Natuna.

Saya ke Natuna pada awal Juli lalu. Perjalanan ke Natuna memakan waktu satu jam jika menggunakan pesawat dan maksimal 2 x 24 jam jika menggunakan kapal laut.

Saya pun memilih kapal laut, karena selain hemat, bisa bersandar sejenak di pelabuhan beberapa daerah. Jika menggunakan pesawat, biayanya sekitar Rp1,8 juta sekali pergi. Sedangkan kapal laut Rp315 ribu.



Tiba di Natuna, saya merasa tertarik untuk berlama-lama disana. Betapa tidak, masyarakat di Natuna sangat ramah dan alamnya sungguh mempesona. Selain itu pangan lokal di Natuna sangat lezat.


Beberapa wisata alam Geopark di Natuna yang mempesona dan bikin bangga, antara lain:

Taman Batu Alif Natuna www.bocahudik.com



1. Taman Batu Alif

Tempat wisata ini wajib dikunjungi jika ke Natuna. Pasalnya Taman Batu Alif sangat indah dan unik. Bahkan karena keunikannya, Taman Batu Alif sering dikunjungi oleh mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti.

Taman Batu Alif Natuna adalah salah satu tempat wisata alam yang lokasinya ada di Desa Sepempang, Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau. Sekitar 20 kilometer dari pusat kota dan Bandara Raden Sadjad, Natuna.

Sama seperti namanya, Taman Batu Alif menyuguhkan pemandangan hamparan batuan granit besar yang tersebar di pinggiran pantai. Dinamakan Alif karena terdapat satu batu yang berdiri tegak sehingga menyerupai huruf alif hijaiyah.

Keindahan alam yang cukup unik membuat Taman Batu Alif seringkali digunakan sebagai lokasi foto bagi para pengunjung. Pengunjung tidak akan kehabisan spot foto karena hampir semua sudutnya memberikan keindahan.



Taman Batu Alif cocok dikunjungi saat sore hari karena akan ada pertunjukan senja yang mengesankan di sana. Selain bisa berfoto dengan background batuan, pengunjung juga bisa berfoto dengan background birunya air laut dan indahnya Gunung Ranai.

Air di tempat ini sangatlah jernih sehingga ikan kecil warna-warni dan terumbu karang bisa dilihat dengan mudahnya dari permukaan laut. Kalau sedang surut, pengunjung bisa bermain di ayunan yang tersedia di tempat wisata ini.

Selain itu aman bagi anak-anak untuk bermain di Taman Batu Alif seperti bermain pasir dan berenang. Pengunjung tidak perlu khawatir karena tidak akan dipungut biaya sepeser pun untuk memasuki kawasan wisata alam ini, alias gratis.

2. Pantai Batu Kasah

Pantai Batu Kasah terletak di Desa Cemaga Tengah, Kecamatan Bunguran Tengah, Kabupaten Natuna. Pantai ini terkenal dengan pemandangannya yang indah dengan ombak yang menakjubkan.

Pantai Batu Kasah Natuna www.bocahudik.com


Saya membayar Rp2 ribu saat mengunjungi tempat wisata ini. Karena membawa kendaraan, saya dikenakan biaya tambahan sebesar Rp10 ribu.

Pantai Batu Kasah disebut juga dengan Pantai Cemaga oleh warga setempat. Konon, batu-batu besar tersebut sudah ada sejak dulu. Menurut cerita, seluruh batu digunakan sebagai benteng pengintai terhadap serangan bajak laut yang menyerang daerah sini.

Penamaan kasah berasal dari bahasa penduduk setempat yang berarti indah. Sehingga Pantai Batu Kasah berarti pantai dengan bebatuan yang indah dan cantik.

Pesona keindahan di kawasan wisata ini adalah hamparan pasirnya yang putih dengan tekstur lembut serta bibir pantai yang terbentang sangat luas sekitar 15 meter. Ditambah dengan kejernihan air laut yang biru yang membuat saya betah untuk berlama-lama di Pantai Batu Kasah ini.

Di sekitar pantai bertabur bebatuan raksasa yang sangat besar. Itu sebabnya Pantai Batu Kasah menjadi geopark wisata terindah di Kabupaten Natuna.



Sementara di sekitar pantai terdapat pepohonan kelapa dan pondok untuk wisatawan beristirahat. Untuk menyewa pondok tersebut, saya membayar Rp10 ribu.

Saya beruntung berlibur ke Pantai Batu Kasah pada akhir pekan. Pasalnya banyak wisatawan terlihat di pantai ini yang menambah asik liburan saya.

Saya menyempatkan diri untuk berenang, bermain pasir, dan menikmati keindahan geopark Pantai Batu Kasah dengan mengabadikan momen liburan saya.

3. Batu Sindu

Saya berkesempatan untuk mengunjungi Batu Sindu. Terletak di Bukit Senubing, Ranai. Jarak antara Kota Ranai dan Bukit Senubing, sekitar 4,1 km dan hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit untuk sampai ke lokasi. Sedangkan untuk rute, yang terbaik adalah Jalan Datuk Kaya Wan Moh, Benteng.

Batu yang menjadi legenda masyarakat Natuna ini menyimpan banyak keindahan, tidak hanya keindahan bukit batu tetapi juga bisa menikmati hamparan laut dengan bebatuan di sepanjang pantai dan berkunjung ke gua kuno.

Batu Sindu Natuna www.bocahudik.com


Saya sangat tertarik saat menjelajahi Batu Sindu. Keunikan bebatuan di atas bukit, menjanjikan pemandangan alam yang menakjubkan seperti laut dan matahari terbit. Lokasinya langsung menghadap ke pesisir Pulau Natuna, ditumbuhi rerumputan, cocok untuk wisata keluarga.

Sekadar duduk-duduk sambil menikmati pemandangan laut dan angin yang menyejukkan serta ditemani kudapan, sungguh merupakan pengalaman rekreasi yang istimewa.

Untuk melihat jernihnya air laut secara dekat harus turun bukit dan melintasi jalan yang cukup kecil yang dikelilingi rumput-rumput yang sangat banyak. Sedikit sulit, tetapi terbayar saat menuruni bukit dengan pemandangan bebatuan dan air laut yang sangat indah.

Saat ke Batu Sindu, saya beruntung memakai sepatu yang nyaman. Pasalnya memerlukan trekking kecil untuk mencapai lokasi. Selain itu, pertimbangkan waktu berkunjung. Jika akan melihat matahari terbit, datang lebih awal di pagi hari atau subuh.

Masyarakat sekitar selalu memanfaatkan tempat ini untuk berwisata ketika matahari sudah terbit. Saat pagi, lokasi ini masih cukup lengang sehingga saya bisa puas menikmati sunrise.

Masyarakat Natuna percaya legenda Batu Sindu. Keberadaan batu besar di atas bukit itu berkaitan dengan legenda lokal tentang Batu Sindu. Legenda itu bermula dari sepasang kekasih, perempuan berasal dari Dusun Tanjung Datuk dan laki-laki berasal dari Bukit Senubing. Kisah cinta keduanya berjalan mulus hingga melangsungkan prosesi pinangan dan hantaran dari pihak laki-laki.

Tetapi saat penyambutan hantaran dan jamuan khusus, ada keluarga laki-laki yang mencela jamuan yang disuguhkan. Akhirnya membuat keluarga perempuan tersinggung dan mengeluarkan sumpah serapah, orang-orang dari Bukit Senubing tak akan menyebut Tanjung Datuk, begitu pula sebaliknya. Acara pinangan gagal, kisah cinta tak bisa disatukan. Hingga kini, legenda itu masih tertanam kuat. Masyarakat percaya jika melanggar sumpah itu, maka bencana akan terjadi.

4. Pulau Akar

Pulau kecil ini seperti tersembunyi di tengah lautan Natuna, Kepulauan Riau. Sama dengan pulau-pulau lainnya di Indonesia, Pulau Akar memiliki daya pikat tersendiri. Salah satunya memiliki pemandangan eksotisme dari bebatuan hitam yang tersusun di pantai dan kontras dengan lautnya yang biru.

Pulau Akar termasuk mungil karena hanya memiliki luas sekitar 2.50 meter persegi dan berada di tengah lautan berjarak 2.50 meter dari bibir pantai. Pulau Akar tidak jauh dari Pulau Bunguran. Hanya berjarak sekitar 150 meter dan 40 menit jika berkendara dari ibukota Ranai, Pulau Bunguran Natuna.

Pulau Akar Natuna www.bocahudik.com


Pantainya eksotis, terdapat bebatuan dan pasir tempat dimana saya sempat menghabiskan waktu untuk menikmati keindahan laut Natuna. Berada di sini, saya dapat bersantai di gazebo yang berada di tepi pantai sambil menikmati birunya laut.

Pulau ini dinamakan Akar karena banyak memiliki akar pepohonan yang tumbuh kerdil di antara celah bebatuan. Pepohonan tersebut seperti membonsai secara alami sebagai penghalang dari terjangan ombak. Umur pepohonan tersebut diperkirakan hingga ratusan tahun.



Keunikan lain dari Pulau Akar terdapat bebatuan berwarna hitam, bebatuan hitam ini tersusun seperti karya arsitektur mengelilingi pulau yang sudah ada sejak dulu. 
Pulau Akar tersusun atas batuan basal yang terkekarkan dan mengalami serpentinisasi. Interprestasi awal basal yang berada di Pulau Akar sendiri adalah hasil aktivitas vulkanisme gunung api laut.

Jaga Alam Maka Alam Akan Menjaga Kita

Setiap berwisata, sering kali saya menemukan banyak sampah di lokasi wisata. Padahal berwisata tanpa merusak alam itu sangat penting. Kita harus menjaga alam karena alam akan menjaga kita.

Kebersihan dan keamanan masih menjadi masalah dalam pengembangan wisata di Indonesia. Banyak destinasi wisata yang masih kotor dan belum menjamin keamanan bagi para wisatawan.

Untuk mengatasi masalah tersebut, butuh peran serta masyarakat. Kita tidak boleh berperan pasif hanya sebagai penonton. Melainkan masyarakat juga harus pro aktif dalam menjaga kebersihan dan keamanan lokasi wisata.

United Nations Environment Programme (UNEP) menyatakan bahwa wisatawan rata-rata menghasilkan enam kali lebih banyak sampah saat mereka berlibur (WWF-Indonesia, 2015).

Akibatnya, volume sampah akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisata pada satu destinasi wisata. Para pengunjung tidak hanya datang membawa diri dan uang untuk meramaikan tempat wisata, tapi juga membawa sesuatu yang bisa berujung menjadi sampah.

Mirisnya, banyak tempat wisata yang tidak memiliki pengelolaan sampah yang baik. Bahkan tidak sedikit tempat wisata tidak menyiapkan tempat sampah. Pengunjung leluasa membuang sampah sembarangan tempat. Ditambah lagi banyak pengunjung yang memang terbiasa membuang sampah sembarangan.

Padahal sampah yang tidak terkelola dengan baik di kawasan wisata dapat mengganggu kenyamanan wisatawan dalam berwisata. Sementara itu, kenyamanan menjadi kondisi sangat penting dalam industri pariwisata, selain keamanan.

Infografis www.bocahudik.com


Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada tahun 2019 lalu juga melaporkan jika ancaman nyata dunia pariwasata adalah sampah. Dari segi ancaman terhadap upaya konservasi dan pariwisata, sampah plastik adalah sampah yang paling dominan ditemukan di destinasi wisata, baik di gunung maupun di laut. Paling sulit terurai.

Keberadaan sejumlah situs geologi seperti Taman Batu Alif, Batu Sindu, Pulau Akar, Pantai Batu Kasah dan sejumlah situs lainnya membuat Natuna saat ini menjadi Geopark Nasional oleh Komite Nasional Geopark Indonesia (Ad Hoc). Selain itu diusulkan juga untuk masuk ke dalam Global Geopark Network (GGN) UNESCO. Indonesia Bikin Bangga.

Di Natuna, sedikitnya ada 9 lokasi Geopark Nasional. Geopark merupakan sebuah konsep manajemen pengembangan suatu kawasan (dengan luas tertentu) secara berkelanjutan yang memaduserasikan tiga keanekaragaman alam, yaitu geologi (geodiversity), hayati (biodiversity) dan budaya (culturaldiversity).

Dalam pengembangannya, konsep ini berpilar pada aspek konservasi, edukasi, pemberdayaan masyarakat, dan penumbuhan nilai ekonomi lokal melalui geowisata. Ini harus kita jaga dan rawat dengan baik. Jangan sampai merusak keindahan alam. Terlebih saat berwisata.

Caranya:

  • Ganti Sedotan Plastik dengan Sedotan Stainless

Sedotan plastik sudah digunakan puluhan tahun di Indonesia. Untuk penyelamatan lingkungan harus mengganti kebiasaan lama. Yakni dengan membawa dan memakai sedotan stainless.

  • Usahakan Menggunakan Tas Kain

Sebisa mungkin gunakan tas kain. Selain kuat dan lebih bermanfaat, tas kain dapat mengurangi sampah plastik yang beredar.

  • Menggunakan Tumbler dan Bawa Air Minum Sendiri

Penggunaan tumbler dapat mengurangi pemakaian botol kemasan plastik. Usahakan juga membawa air dari rumah maupun sumber mata air untuk mengurangi dampak plastik yang mencemari lingkungan.

  • Mengurangi Penggunaan Plastik dalam Membungkus Barang

Penggunaan plastik seringkali masih digunakan untuk membungkus paket maupun kado ulang tahun. Gantilah dengan kertas karena dapat mudah diolah kembali, jauh lebih mudah ketimbang plastik yang perlu ribuan tahun untuk terurai.

  • Mengganti Plastik atau Styrofoam dengan Kotak Makan

Gabus sintetis (styrofoam) masih digunakan oleh pedagang kaki lima. Selain murah dan praktis, styrofoam dapat menyebabkan masalah lingkungan. Oleh karena itu, bawalah kotak makan untuk mengurangi styrofoam.

Itulah solusi mengurangi sampah saat berwisata. Ingat, berwisata tanpa merusak alam akan memberikan dampak positif bagi kita.

—————-
—————-

Kernas, Nugget Khas Natuna www.bocahudik.com



Kernas, Panganan Lokal Natuna

Nugget merupakan makanan olahan dari daging yang dikenalkan dari Eropa dan kini bisa ditemui sebagai produk lokal dari Kabupaten Natuna dengan nama kernas. Seperti apa nugget lokal versi pulau terluar di indonesia ini?

Kabupaten Natuna memiliki beberapa makanan ringan atau cemilan renyah. Salah satunya, kernas. Cemilan ini dikenal sebagai nugget Natuna dan menjadi teman asik dibawa untuk jalan-jalan.

Kernas atau kasam, demikian warga setempat menyebutnya, bukan terbuat dari ayam seperti kebanyakan nugget. Kernas terbuat dari ikan tuna atau tongkol yang sudah di fillet. Bahan utama kernas lainnya adalah sagu butir atau sagu lemak. Dengan demikian, masyarkat Natuna berhasil menerapkan diversifikasi pangan.



Cara pembuatannya pun tidak terlalu sulit. Cabai dan lada hitam atau merica digiling sampai halus. Kemudian masukkan ikan tongkol yang sudah di fillet dan tumbuk sampai halus dan merata.

Setelah itu dicampur dengan santan dan sagu butir. Aduk hingga merata dan diamkan beberapa saat. Sebelum digoreng, cetak adonan kernas menjadi bulat pipih, dan setelah itu langsung digoreng.

Cemilan ini akan asyik dimakan saat panas-panas dan dicocol saus rasa segar dan pedas. Bersama keluarga, kernas disandingkan dengan teh atau kopi. Saat disantap, kernas terasa kriuk-kriuk di mulut.

Bentuk dari kernas ini berkeping dan terlihat ada buliran sagu dipermukaan maupun di dalam makanannya. Rasa lada hitam yang hangat di tenggorokan, dianggap baik untuk kesehatan.

Berbicara tentang kernas, kita harus paham tentang diversifikasi pangan. Kita jangan terpaku pada satu jenis makanan pokok saja. Harus terdorong untuk mengonsumsi bahan pangan lainnya sebagai pengganti makanan pokok yang selama ini dikonsumsi. Inilah yang disebut dengan diversifikasi pangan.

Diversifikasi pangan adalah kunci ketahanan pangan. Diversifikasi atau penganekaragaman adalah suatu cara untuk mengadakan lebih dari satu jenis barang atau komoditi yang dikonsumsi. Di bidang pangan, diversifikasi memiliki dua makna yaitu diversifikasi tanaman pangan dan diversifikasi konsumsi pangan. Kedua bentuk diversifikasi tersebut masih berkaitan dengan upaya untuk mencapai ketahanan pangan.

Diverifikasi pangan juga bermanfaat untuk memperoleh nutrisi dari sumber gizi yang lebih beragam dan seimbang. Hal ini dilakukan oleh masyarakat kawasan ASEAN umumnya, dan Indonesia khususnya yaitu berupa nasi, karena mayoritas wilayah Asia Tenggara merupakan wilayah penghasil beras.

Indonesia juga menegaskan komitmennya dalam melaksanakan program tersebut dengan menjelaskan definisi diversifikasi pangan yang tertuang  dalam Peraturan Pemerintah No. 68 Tahun 2002 tentang ketahanan pangan demi mewujudkan swasembada beras dengan meminimalkan konsumsi beras agar tidak melebihi produksinya.

Tujuan diversifikasi konsumsi pangan lebih ditekankan sebagai usaha untuk menurunkan tingkat konsumsi beras, dan diversifikasi konsumsi pangan hanya diartikan pada penganekaragaman pangan pokok, tidak pada keanakeragaman pangan secara keseluruhan. Sehingga banyak bermunculan berbagai pameran dan demo masak-memasak yang menggunakan bahan baku non beras seperti dari sagu, jagung, ubi kayu atau ubi jalar, dengan harapan masyarakat akan beralih pada pangan non beras.

Kernas, panganan lokal yang bahan bakunya berasal dari sagu. Selain itu dicampur dengan ikan tongkol atau ikan tuna, bukan daging ayam.

Saya merasa beruntung mengunjungi Natuna. Ya, Natuna memang memiliki ragam wisata alam Geopark yang bikin bangga. Selain itu ragam pangan lokal di Natuna sangat enak dan lezat. Saya pasti akan ke Natuna lagi.

Sumber: 

7 comments

  1. Rasa rinduku akan Natuna terobati membaca ulasan blog ini. Kangen ke Batu Alif yang tersohor, sama makan nuget kernasnya. Pangan lokal dari Natuna ini layak bikin bangga Indonesia sik yak kan.

    ReplyDelete
  2. Cantik banget Natuna ya belum banyak dikunjungi wisatawan semoga selalu terjaga

    ReplyDelete
  3. Baru tau Natuna sebagus ini. Taman batu alif nya itu loh, keren banget. Apalagi menjelang senja yaa. Eksotiss pengen kesana

    ReplyDelete
  4. Masyaallah cantik banget ya Pulau Natuna, termasuk PPKT (Pulau-pulau Kecil Terluar) Indonesia ya. Gemesss lihat pantainya, dangkal, jernih, instagramable syekaleee.... berdoa deh semoga sampai ke sana berwisata bersama keluarga yahh

    ReplyDelete
  5. Lah baca ini jadi pengen ke Natuna. Gak sangka tempat wisatanya bukan xuma satu. Ternyata banyak!
    Meski sama-sama pantai, tapi Masing-masing punya keunikan tersendiri.

    ReplyDelete
  6. cantiknya pantai batu kasah itu...
    mengingatkan saya sama belitong tempat laskar pelangi syuting.

    ReplyDelete
  7. Gak ada gunanya kalau laut natuna cantik klo kita masih membuang sampah sembarangan, bukan di laut natuna aja tpi semua alam harus kita jaga, Karna apa di bilng bg udin itu benar Jaga Alam Maka Alam Akan Menjaga Kita 👍

    ReplyDelete