Cara Sederhana Kaum Muda Indonesia Melawan Krisis Iklim

Perubahan Iklim Ancam Masa Depan Semua Anak-Anak. Photo: dw.com

Cik Milah tampak ramah menyambut kedatangan saya. Senyum riang terpancar dari raut wajahnya. Setelah memperbaiki jilbabnya, dia pun mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dan mempersilahkan saya masuk.

“Kehujanan ya, Fie?” ujarnya.

Sore itu cuaca memang kurang bersahabat. Jarak rumah saya ke rumah Cik Milah sekitar 4,7 km. Saya mengendarai sepeda motor dari Air Kolek, Ranai menuju Bandarsyah, kediaman Cik Milah.

Cik Milah sudah siap dengan bumbu dan bahan masakannya. Sementara saya langsung mengeluarkan kamera dari ransel untuk membuat berita feature. Ya, sore itu kami mau buat feature news makanan khas Natuna, Tabel Mando.

Tabel Mando merupakan cemilan atau makanan ringan khas yang berasal dari Kabupaten Natuna. Cemilan ini dikenal sebagai Pizza Natuna.

Tabel Mando, Pizza Khas Natuna www.bocahudik.com


“Ini sangat enak disantap sama keluarga sambil santai, Fie” katanya sambil meracik bumbunya.

Tabel Mando bukan terbuat seperti bahan kebanyakan pizza yang berasal dari Italia. Tabel Mando terbuat dari ikan salai (ikan tongkol atau ikan tuna asap) dengan bahan utamanya tepung sagu sangrai.

Cara pembuatannya pun sangat mudah. Cabai, merica, dan bawang digiling hingga halus. Selanjutnya dijadikan satu dengan sagu sangrai dan kelapa parut.

Setelah selesai, diamkan sejenak. Kemudian masukkan dalam mangkuk dan beri air sedikit. Lalu panggang di kuali dengan api kecil.

Saat berwarna kecoklatan, permukaan Tabel Mando dibalik agar matang secara merata. Lalu hidangkan dengan saus sambal.

“Ini sudah bisa dimakan. Lebih asik saat panas sih,” ucap Cik Milah.

Rasa Tabel Mando ini hampir sama dengan Kerak Telor dari Betawi. Yang berbeda adalah campuran ikan salai karena terasa gurih dan lezat.

Konon, makanan bergizi ini sudah ada sejak dulu. Tabel Mando menjadi makanan pengganti saat cuaca sedang tak bersahabat seperti musim angin utara.

Pada musim angin utara, gelombang laut di Natuna sangat tinggi. Masyarakat akan kesulitan untuk mendapatkan sembako karena dipasok dari luar daerah.

“Untuk bertahan kami konsumsi Tabel Mando ini sebagai pengganti makanan pokok,” katanya.

Tabel Mando sangat mudah didapatkan di Kabupaten Natuna. Kini sudah tersedia di warung makanan tradisional di Natuna. Warga di Natuna juga akan membuatkan Tabel Mando bagi tamu yang berkunjung ke rumahnya.

Kami memasak Tabel Mando sekitar 1 jam. Namun tiba-tiba suhu di dalam rumah terasa sangat panas. Keringatan.

“Kita duduk di luar aja, Cik Milah” ucapku sambil mengambil tisu untuk membersihkan keringat.

Ya, benar saja. Makan Tabel Mando ini sangat enak saat masih panas. Dicocol dengan saus pedas. Lezat sekali rasanya.

Kami berbincang sangat asik sore itu. Ternyata Cik Milah meneruskan resep Tabel Mando dari ibunya. Resep turun temurun dari keluarga.

Sejak muda, dirinya memang suka melestarikan budaya, kuliner, dan menjaga alam. Cik Milah juga mengeluhkan tentang terjadinya perubahan iklim saat ini. Seperti yang kami alami sore itu.

Awalnya hujan deras, namun beberapa menit kemudian terasa sangat panas. Biasanya Kabupaten Natuna terasa dingin di malam hari. Namun sekarang tak dapat diprediksi cuacanya.

“Sejak muda, saya tidak suka melihat orang yang buang sampah sembarangan dan tidak peduli lingkungan,” kata Cik Milah sambil menyantap Tabel Mando.

Usia kamu terpaut sangat jauh. Cik Milah berpesan kepada saya sebagai generasi muda untuk menjaga lingkungan dan alam agar meminimalisir perubahan iklim.

“Kurangi penggunaan plastik dan emisi penggunaan karbon, serta tanam pohon,” ucapnya.



Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) yang merupakan komunitas ilmuwan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah memberikan ‘kode merah untuk kemanusiaan’ kepada para politisi dunia mengenai dampak perubahan iklim.

Perubahan iklim menjadi perhatian para ilmuwan, aktivis lingkungan, dan juga PBB. Dampak perubahan iklim yang semakin terihat nyata dari waktu ke waktu membuat isu ini sulit untuk diabaikan meski kurang populer bagi publik umum.

IPCC mengatakan bahwa perubahan iklim disebabkan oleh manusia dan telah mempengaruhi banyak cuaca serta iklim ekstrem di seluruh dunia. Emisi dari gas rumah kaca akibat aktivitas manusia telah menyumbang 1,1 derajat celcius peningkatan panas bumi. Suhu tersebut diprediksi akan mencapai 1,5 derajat hanya dalam dua dekade mendatang.

Aktivitas manusia yang memproduksi emisi gas rumah kaca kemudian membuat lapisan atmosfer menebal sehingga panas bumi terperangkap. Akhirnya, kenaikan suhu bumi tak bisa terhindarkan. Variabilitas kenaikan suhu bumi dalam jangka waktu panjang inilah yang disebut perubahan iklim.

Pemanasan suhu bumi sejak masa pra-industri selama 20 tahun ke depan akan menyebabkan kondisi lingkungan lebih buruk jika tidak segera diatasi. Krisis iklim yang sangat dikhawatirkan oleh penggiat lingkungan bisa saja terjadi di tahun 2050.

Sejak 1970, suhu permukaan global telah meningkat lebih cepat dari pada periode 50 tahun lainnya selama 2 ribu tahun terakhir. Bencana tersebut dapat dihindari jika dunia bertindak cepat. Ada harapan bahwa pengurangan emisi gas rumah kaca dapat menstabilkan kenaikan suhu.

Upaya yang dilakukan dalam memerangi risiko krisis iklim adalah mengimplementasikan pengurangan emisi gas karbondioksida dan gas rumah kaca. Pengurangan emisi gas secara drastis dalam skala yang luas akan menghindarkan ancaman kenaikan suhu bumi hingga 1,5 derajat celcius.

Jika emisi gas di dunia dapat mencapai angka nol pada tahun 2050, maka pemanasan suhu bumi di tahun tersebut dapat mencapai 1,6 derajat celcius. Namun, apabila pengurangan emisi gas tidak segera diwujudkan, peningkatan suhu bumi akan mencapai 2,4 derajat celcius. Artinya, potensi bencana yang diakibatkan krisis iklim juga semakin besar.

www.bocahudik.com

Generasi Muda, Lakukan Tiga Hal Ini Sejak Sekarang:

  • Kurangi Emisi Penggunaan Karbondioksida.

Gas rumah kaca didominasi dari karbondioksida (CO2). Sebagian besar dari CO2 dihasilkan dari pembangkit listrik yang berbahan bakar fosil. Dengan demikian, jika kita berhemat listrik maka secara tidak langsung kita mengurangi kadar CO2 di atmosfer.

Kendaraan bermotor juga menjadi penyumbang sumber CO2 terbesar di perkotaan, juga perlu diantisipasi dengan mengubah perilaku orang. Penggunaan kendaraan bermotor menjadi penyumbang CO2 terbesar bila tidak ada pengaturan penggunaan dengan baik.

Selain itu, pengecekan rutin uji emisi kendaraan bermotor dapat meminimalisir jumlah gas buangan CO2. Mesin kendaraan yang tidak dirawat dengan baik akan menyebabkan pembakaran pada mesin menjadi tidak sempurna. Akibatnya performa kendaraan bermotor menjadi kurang baik, terlebih lagi gas buangan hasil pembakaran menjadi lebih banyak.

Tahun 2018, Indonesia masuk dalam daftar sepuluh negara dengan emisi gas rumah kaca terbesar di dunia. Tercatat emisi gas rumah kaca yang dihasilkan di Tanah Air sebesar 965,3 MtCO2e atau setara 2% emisi dunia. Mayoritas emisi gas rumah kaca Indonesia berasal dari sektor energi.

Jadi, usahakan hidup sehat dari sekarang. Naik sepeda lebih baik daripada naik kendaraan bermotor. Atau bisa contoh warga Singapura yang suka jalan kaki kemana-mana.

Saya memiliki hobi traveling. Ketika itu, saya liburan ke Singapura. Warga Singapura sangat sehat karena memiliki budaya jalan kaki.

Sejak saat itu, saya bersumpah untuk jalan kaki ketika traveling. Ketika mengunjungi suatu tempat, saya lebih tertarik berjalan kaki.

Selain sehat, saya juga banyak kenal dengan warga setempat. Selain itu juga sebagai aksi menyelamatkan bumi.

Sampah Plastik www.bocahudik.com


  • Hentikan Penggunaan Plastik.

Kantong plastik adalah salah satu penyebab utama perubahan iklim. Sejak proses produksi hingga tahap pembuangan dan pengelolaan, sampah plastik mengemisikan banyak gas rumah kaca ke atmosfer.

Plastik terbuat dari minyak bumi dengan proses mengubah komponen minyak bumi manjadi molekul kecil yang disebut monomer. Kegiatan memproduksi plastik membutuhkan sekitar 12 juta barel bahan baku minyak. Untuk mengubah minyak bumi menjadi monomer digunakan cara pembakaran. Dari metode inilah banyak gas rumah kaca diemisi ke atmosfer.

Indonesia berada di peringkat tiga sebagai negara yang menghasilkan sampah plastik terbesar di dunia. Dilansir dari indonesia.go.id, pada 2020, Indonesia menghasilkan sampah plastik sebanyak 67,8 juta ton atau terdapat 185.753 ton sampah setiap harinya dihasilkan oleh 270 juta penduduk.

Indonesia juga merupakan negara yang menghasilkan sampah plastik di laut sebanyak 56,3 juta kilogram, bahkan Sungai Citarum dinobatkan sebagai sungai paling tercemar di dunia.

Kita bisa meminimalisir penggunaan plastik dengan cara membawa tas ramah lingkungan setiap berbelanja ke pasar atau traveling. Tas yang bisa digunakan kembali.

Tangkahan Langkat www.bocahudik.com


  • Tanam Pohon dan Adopsi Hutan.

CO2 digunakan tanaman untuk berfotosintesis, maka penanaman pohon dalam jumlah banyak akan menjadi solusi untuk mengurangi jumlah CO2 di atmosfer.

Sementara hutan memiliki banyak fungsi antara lain sebagai paru-paru dunia yang menyuplai Oksigen. Hutan menjadi sumber keanekaragaman hayati karena tempat hidup berbagai jenis flora dan fauna. Selain itu sebagai sumber cadangan air, dan sebagainya.

Fungsi hutan begitu penting dalam mengurangi dampak pemanasan global. Oleh sebab itu, kita perlu menjaga dan melestarikan hutan. Pengalihan fungsi hutan untuk lahan produktif seperti perkebunan kelapa sawit dan lahan pertanian harus dilakukan dengan bijak dan memperhatikan prinsip-prinsip kelestarian.

Cik Milah sebagai generasi di atas saya mampu melestarikan kuliner dari leluhurnya. Selain itu, dia mampu menjaga lingkungan dengan mengurangi penggunaan plastik serta menanam pohon di sekitar rumahnya.

Saya dan kita harus bisa mencontohnya. Sebagai kaum muda Indonesia, kita juga harus melawan krisis iklim dengan adopsi hutan atau tanam pohon. Merawatnya, bukan menebang atau membakar hutan.


Sumpah Pemuda Versi Saya;

Pertama:
Saya putra Indonesia, mengaku akan berjalan kaki saat traveling.

Kedua:
Saya putra Indonesia, mengaku akan mengurangi penggunaan tas plastik saat traveling.

Ketiga:
Saya putra Indonesia akan menjaga alam dengan merawat pohon, menanam pohon, hingga mengadopsi hutan.

It is #TimeforActionIndonesia, We are #MudaMudiBumi yang harus menjaga titipan anak dan cucu kita. Saatnya menjaga bumi dengan mengurangi penggunaan plastik, mengurangi emisi karbondioksida, dan tanam pohon atau adopsi hutan untuk melawan krisis iklim. Tulisan ini didedikasikan #UntukmuBumiku.

1 comment

  1. jadi penasaran pizza natuna ya pasti enak banget olahan dari ikan

    ReplyDelete