Budayakan Zero Waste, Selamatkan Bumi

Bawa Tumbler Saat Beraktivitas di Luar Rumah www.bocahudik.com

Siang itu cuaca tampak cerah. Terasa menyengat di kulit. Padahal sejak sore kemarin, kota ini hampir tidak ada aktivitas manusia karena hujan tak kunjung reda.

Memang, akhir-akhir ini cuaca sulit ditebak. Mendadak berubah secara tiba-tiba. Tidak seperti biasanya.

Saya pun memilih untuk berwisata ke pantai pada hari Sabtu yang cerah itu. Pantai Batu Kasah, namanya. Pantai tersebut berada di Desa Cemaga, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau.

Pantai Batu Kasah terbilang cukup dekat dengan tempat tinggal saya. Sekitar 1 jam mengendarai sepeda motor, akhirnya saya tiba di Pantai Batu Kasah.

"Rp10 ribu bang," kata seorang penjaga.

Biaya tersebut digunakan untuk uang masuk, uang kebersihan, dan parkir kendaraan. Tidak terlalu mahal jika dibandingkan dengan keindahan alamnya.

Tiba-tiba, tampak seorang pria yang berhasil mengundang perhatian saya. Ia memenggendong karung berukuran besar di pinggir pantai.

Berjalan kesana-kemari sambil membungkukkan badannya. Sesekali ia berhenti sejenak menghapus keringat di keningnya.

Saya terus memperhatikan gerak-gerik pria tersebut. Kulitnya yang gelap membuat dirinya tak lepas dari pandangan saya. Terkadang ia menukar posisi karung besar tersebut dari bahu kanan ke bahu kirinya.

Saya terus memerhatikan gelagat pria tersebut sekitar 15 menit. Ternyata dia sedang mengutip sampah plastik yang berserakan di Pantai Batu Kasah tersebut.

Tumpukan Sampah Plastik di Bukit Sebayar Natuna www.bocahudik.com

Memang tak bisa dipungkiri, ada banyak sampah di Pantai Batu Kasah. Terutama sampah botol plastik. Apalagi pada musim angin Utara seperti saat ini. Sampah-sampah menumpuk di pinggir pantai akibat terbawa arus.

"Pasti keberatan itu," pikirku.

Setelah karung besar tersebut penuh, ia berjalan ke daratan. Pria tersebut meletakkan karungnya di dekat pondok dan kembali lagi ke pinggir pantai sambil membawa karung besar yang kosong.

Kemudian saya menghampiri pria tersebut. Dia melemparkan senyuman saat saya berada di hadapannya. Faisal, namanya. Usianya sekitar 40 tahun. Kami pun berbincang ringan siang itu.

"Beginilah keseharian saya. Musim angin Utara, pasti banyak sampah plastik dari laut. Belum lagi pengunjung yang tak menjaga kebersihan. Jadi kita yang harus menjaganya mulai sekarang," kata Faisal.

Memang di sekitar pantai tersebut penuh dengan sampah plastik. Padahal pemandangan di sekitar Pantai Batu Kasah sangat indah.

Gradasi air tiga warnanya sangat memesona. Memaksa kita untuk berlibur lama disana.

Faisal mengatakan, ada banyak dampak dari sampah plastik. Bisa berpengaruh terhadap lingkungan, ekonomi, dan kesehatan. Dia tak mau hal itu terjadi pada lingkungannya.

"Sebenarnya kita harus membudidayakan zero waste di masyarakat. Menyuarakannya dari hal kecil terlebih dahulu," paparnya.

Kebanyakan sampah plastik tidak dapat terurai secara hayati. Bahkan jika terurai, bahan ini akan menjadi potongan mikroskopis yang disebut "plastik mikro", yang juga dapat memberikan bahaya bagi lingkungan.

Sampah Botol Plastik di Pinggir Pantai www.bocahudik.com

Plastik mikro merupakan bahaya utama dari sampah plastik terhadap lingkungan karena membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk terurai. Selain itu, terdapat zat beracun yang dilepaskan ke dalam tanah ketika kantong plastik rusak di bawah sinar matahari. Jika dibakar, plastik melepaskan zat beracun ke udara yang menyebabkan polusi udara.

Limbah dari kantong plastik menimbulkan bahaya lingkungan yang serius bagi kesehatan manusia dan juga hewan. Jika kantong plastik tidak dibuang dengan benar, bisa berdampak pada lingkungan yang menyebabkan penyumbatan sampah dan saluran air hujan.

Hewan juga bisa terkena dampak dari sampah plastik. Beberapa hewan seringkali dibuat bingung dengan menganggap kantong plastik sebagai makanan sehingga mereka pun mengonsumsinya. Hal ini tentu sangat berbahaya karena dapat menghalangi proses pencernaan hewan.

"Saat ini sampah plastik ada di mana-mana, termasuk di lingkungan laut. Kondisi yang buruk ini membutuhkan tindakan sesegera mungkin," papar Faisal.

Kehadiran plastik di lingkungan laut menimbulkan beberapa tantangan yang menghambat pembangunan ekonomi. Sampah plastik yang terperangkap di sepanjang garis pantai, tidak hanya memberi dampak pada lingkungan tapi juga merugikan sektor pariwisata.

Pendapatan pariwisata yang rendah, efek buruk pada kegiatan wisata, dan kerusakan lingkungan laut merupakan dampak sampah plastik terhadap ekonomi.

Sementara bahaya sampah plastik bagi kesehatan adalah bisa mengganggu sistem pernapasan makhluk hidup. Mikroplastik yang kena panas matahari atau terbakar berbahaya bagi pernapasan.

"Kalau sampah plastik dibakar bisa menghasilkan zat karbon monoksida. Bahaya sampah plastik bagi kesehatan ini berisiko untuk kesehatan dan dapat memicu kanker," ucap Faisal.

Budayakan Zero Waste, Selamatkan Bumi www.bocahudik.com

BUDAYAKAN ZERO WASTE, SELAMATKAN BUMI

Menurut Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), total sampah nasional pada 2021 mencapai 68,5 juta ton. Dari jumlah itu, sebanyak 17 persen atau sekitar 11,6 juta ton disumbang oleh sampah plastik.

Sumbangsih sampah plastik diakibatkan oleh gaya hidup atau lifestyle dan pola konsumsi masyarakat Indonesia yang ingin praktis. Sehingga pemakaian plastik sekali pakai pun meningkat.

Kita harus menerapkan budaya zero waste untuk mengurangi sampah plastik agar bumi tetap terjaga. Kebijakan dan upaya luar biasa untuk mengatasi permasalahan tersebut harus diterapkan.

Bukan hanya menekan pemakaian plastik oleh individu, melainkan juga pelaku usaha. Kita harus memulainya dari hal terkecil di dalam kegiatan sehari-hari. Caranya:

1. Gunakan Tumbler

Mengonsumsi air merupakan kebutuhan sehari-hari. Kita sering belanja air mineral untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Akibatnya, penggunaan botol plastik pun semakin meningkat juga.

Untuk mengurangi hal tersebut, kita bisa memulai dari hal kecil dengan menggunakan Tumbler. Penggunaan botol minum Tumbler adalah salah satu cara dalam mengurangi sampah plastik dari kemasan air minum yang dikonsumsi sehari-hari.

2. Bawa Bekal

Untuk mengurangi plastik dari bungkusan makanan, kita bisa mulai memasak dan membawa makanan sendiri tanpa kemasan. Dan bila ada makanan sisa, jangan dibuang. Lebih baik digunakan untuk kompos.

Saat bepergian, bawalah bekal dan camilan sendiri agar bahan makanan yang sudah dibeli bisa habis semua. Pasalnya, jika tidak membawa bekal sendiri, tentu kita akan membeli makanan di luar yang dibungkus dengan kemasan plastik.

Akhirnya sampah plastik pun semakin bertambah. Untuk menyelamatkan bumi, kita bisa mulai dari hal kecil. Tidak terlalu sulit untuk membawa bekal sendiri, kan?

3. Diet Kantong Plastik, Pakai Tote Bag

Setiap berbelanja di warung atau swalayan, kita selalu diberi kantong plastik. Terkadang sampai double kantong plastik agar barang-barang belanjaan tidak jatuh.

Namun sampai di rumah, kantong plastik pun terbuang begitu saja. Berakhir di tong sampah.

Padahal plastik membutuhkan waktu 100-500 tahun untuk bisa terurai secara alami. Limbah plastik juga sulit didaur ulang dan membutuhkan biaya yang sangat besar.

Limbah plastik berserakan di seluruh dunia yang dapat merugikan tak hanya satwa di darat, bahkan di lautan. Untuk itu, mulailah menggunakan Tote bag atau pun tas belanja kain kemana pun kita pergi.

"Satu langkah kecil dan permulaan yang mudah di kegiatan sehari-hari, tentunya akan membawa perubahan dalam menjaga bumi," pungkas Faisal sambil pamitan melanjutkan pekerjaannya.

Kita bisa gabung bersama TeamUpforImpact untuk menyelamatkan bumi.

30 comments

  1. Sedihh ya bang, kemarin aku ke percut, tempat terkenal makan ikan,
    Pas jalan jalan naik boat, duhh sedih sampah berserakan di sungai atau laut namanya yaa percut ini, pemandangan indah burung-burung bangau yg bertengger di pohon jadi kurang cantik karena samoah di bawahnya, huhuhu sedihhh

    ReplyDelete
  2. Banyak banget sampahnya ya, kasihan banget keindahan pantai dirusak dengan tumpukan sampah.

    ReplyDelete
  3. Setuju, satu langkah kecil, dimulai dari diri , dan saat ini, bisa berdampak pada kelestarian bumi. Sayang jika pantai yang indah alami harus tercemar oleh sampah akibat kurangnya kesadaran kita untuk menerapkan zero waste di keseharian kita.

    ReplyDelete
  4. Aku belum jadi pejuang zerowaste, tapi selalu berusaha ke arah sana walaupun belum maksimal, maklum usaha tenaga dan biaya terbatas sehingga baru ala kadarnya saja

    ReplyDelete
  5. Bener nih sekarang juga saya sdh membatasi penggunaan plastik . Kalau belanja di pasar/swalayan pasti bawa tote bag sendiri heheh

    ReplyDelete
  6. Perubahan itu dimulai dari diri kita sendiri, lalu keluarga dan selanjutnya bisa mengkampanyekan ke kerabat dan masyarakat

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setuju sekali dengan bawa Tumbler dan bekal bang.
      Selain menekan pengeluaran juga bisa meminimalisir penambahan sampah plastik kemasan

      Delete
  7. Bawa bekal dan tumbler adalah salah satu upaya penyelamatan bumi. Selain itu merupakan upaya penghematan ekonomi bagi kantong sendiri.

    ReplyDelete
  8. Ya dengan memulainya dari kita sendiri insyaallah akan terbiasa dan semoga membawa perubahan kepada lingkungan sekitar ya. Permasalahan sampah dan iklim ini sangat banyak digaungkan pemerintah maupun swasta. Kita harus menjadi bagian darinya sebagai pertanggungjawaban kita tinggal di bumi ini

    ReplyDelete
  9. Beginilah kurangnya kesadaran wisata. Memang masih banyak orang yg doyan wisata, tapi lupa menjaga kelestarian tempat wisata tersebut. Mereka beranggapan udah bayar, yoda lepas tanggung jawab 😔

    ReplyDelete
  10. Semoga dengana danya gerakan seperti ini makin sehat bumi kita ya mba, dan kontribusi kecil kita berdampak baik untuk bumi kita

    ReplyDelete
  11. Keren Mbak, ada Bapak-bapak yang aware masalah kebersihan. Seharusnya dibutuhkan sosialisasi yang lebih getol tentang zero waste ini. Manusia harua terdidik dulu, setelah itu pembenahan dan punishment. Tanpa ada denda atau hukuman seperti makan nasi tanpa sambel dan kerupuk. Kurang gimana gitu ya Mbak?

    ReplyDelete
  12. Dulu sempat mikir, jenapa sampah2 gak dibakar kayak zaman awak kecik
    Trnyata gk bagus. Skrg zero waste bener2 lg di gerakan nyata gk hanya Di Kota besar aja tapi k seluruh daerah. Mulai Dari hal kecil, Dari diri sendiri. Niceeeeee

    ReplyDelete
  13. Saya juga penganut zero waste yang masih pemula.
    Actionnya masih dari diri sendiri dan keluarga.
    Seperti bawa tumbler sendiri, selalu bawa totebag kalau-kalau beli-beli pas lagi janjalan.
    Di Bali, swalayan dan penjual apapun, udah gak nyediain kantong plastik lagi.
    Bahkan ke toko baju sekalipun, kalo kita gak bawa kantong sendiri ya terpaksa banjunya kita tenteng gitu, jadi pada tau orang-orang baju yang kita beli heheh
    So, kalo bang Alfie ada kesempatan janjalan ke Bali, jangan lupa bawa tote bag atau kantong sendiri. Biar ndak repot

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bali emang keren ya kak. Memang untuk membuat zero waste ini harus di dukung oleh perda. Jadi orang-orang lebih peduli

      Delete
  14. Yeah … saya ingin juga nih menjadi bagian dari zero waste. Awalnya mungkin dari kita, setelah itu nanti yang lain juga dengan sendirinya tergerak hati dan kemudian sadar bahwa kita harus menyelamatkan Bumi.

    ReplyDelete
  15. Di dekat rumah ibu saya di Medan, orang-orang masih minim peduli lingkungannya.
    Jangankan untuk zero waste, untuk membuang sampah pada tempatnya saja masih payah.
    Kalau kita tegur, padahal sesopan yang kita bisa, eh malah kita yang balik di marahi...

    ReplyDelete
  16. Besar nya dampak yg di timbulkan dari sampah plastik ya. Udah harus mulai dari tempat wisata nemperbanyak tempat dampak sesuai kategori samapahnya. Dan paling bagus kalau anak2 sekolah di sosialisasi kan kategori sampah

    ReplyDelete
  17. Kalau saya pembawa tumbler kelas berat hihi,, keluar jauh dikit pasti bawa botol minum. Di rumah botol minum udah lusinan aja, yup setuju bawa tumbler minum adalah salah satu cara kita menyelamatkan bumi dan zero waste juga yaa

    ReplyDelete
  18. Kesadaran pengolahan sampah juga perlu terus digalakkan, kalaupun belumnbisa zero waste, paling gak udah mulai mengelola sampah dari diri sendiri yaitu mulai dari memilah sampah.

    ReplyDelete
  19. masih merasa kurang karena selama ini mentok bawa totebag aja kemana2 untuk wadah, untuk tumbler masih suka kelupaan. memang ya menjaga bumi ini bener2 perlu dibiasaain bahkan dengan kegiatan sehari2 saja

    ReplyDelete
  20. Saya termasuk orang yang suka lupa bawa totebag saat belanja dan akhirnya harus pakai plastik. Memang susah-susah gampang membiasakan hal-hal kecil untuk menjaga bumi, tapi harus tetap diusahakan. Makasi remindernya bang.

    ReplyDelete
  21. awak dari kecil sampai sekarang udah dibiasakan bawa tumblr kemana-mana sih bang. budaya indonesia ini klo untuk sampah sepertinya harus dibikin sanksi biar ada efek jeranya.

    ReplyDelete
  22. serem banget dan sedih lihat foto tumpukam sampah dipantai itu... terbayang dari hulu sampai ke hilir dan kelaut lalu numpuk balik lagi ke pantai, namun memang sulit juga untuk diet plastik, tapi tetap berusaha untuk tidak boros olastik seperti bawa minum dari rumah, pakai totebag, makan ditempat saat makan diluar

    ReplyDelete
  23. Dampak kerusakan lingkungan itu seperti snow ball effect. Mula-mulanya kita merasa, ah cuma secuil aja kesalahan kita, seperti buang sampah bungkus permen. Eeeeh ternyata lama-lama yg melakukan hal sama (membuang bungkus permen) ternyata ada jutaan orang. Akhirnya bungkus permen yg tampak kecil tadi menjadi gunungan sampah raksasa di TPA. Saya bawa totebag kemana2.

    ReplyDelete
  24. Aku termasuk orang yg concern juga sama sampah bangg, tapi kadang masih suka lupa bawa tote bag supaya ga banyakin plastik. Bismillah pelan pelan!!

    ReplyDelete
  25. Aku juga udah mulai ikutan timeupforimpact nih kak, alhamdulillah belajar konsisten juga untuk jagain bumi kita tercinta

    ReplyDelete
  26. Salam kenal ya, sesama eco-blogger. Wisata salah satu cara kita menghargai alam dengan penuh tanggung jawab. Aktivitas wisatanya harus bersih, disiplin sama sampah sendiri.

    ReplyDelete
  27. Sebagaimana yang sudah kita lakukan adalah tidak membuang sampah sembarangan adalah langkah awal dari menjaga lingkungan, maka dengan kurangi sampah adalah langkah selanjutnya, semoga terus menjaga bumi dengan sukacita

    ReplyDelete
  28. Jujur ya mbak saya sendiri sudah mencoba dari bawa tumbler sendiri tiap keluar rumah, tapi kalau bawa kantong kresek senidiri itu yang belum bisa

    ReplyDelete